Setelah Petualangan Sherina (Riri Riza, 2000) dan Laskar Pelangi (Riri Riza, 2008) rumah produksi Miles Films kembali menghadirkan film anak-anak dan keluarga Kulari ke pantai. Dalam rilis pers dituliskan: “Film ini menghadirkan nilai-nilai positif tentang toleransi, persahabatan, keluarga, menghargai Bahasa Indonesia, merayakan keberagaman, mencintai kekayaan dan keindahan alam Indonesia”.

Para pembaca,

Saya melihat film “Uang Panai = Maha(r)l”.  Ini adalah kisah sederhana tentang ‘Girl meets Boy (again)’ atau ‘Boy meets Girl (again)’.

Saya membaca artikel di The Jakarta Post dan di The Jakarta Globe tentang pembajakan. Sebuah studi menulis bahwa industri film Indonesia kehilangan sekitar Rp 1,45 triliun (US $ 103 juta) karena pembajakan hanya di empat kota. (Jakarta, Kabupaten Deli Serdang, Medan dan Bogor). Jika penelitian dilakukan di 30 kota di seluruh negeri, total kerugian bisa mencapai Rp 5 triliun.

Itu jumlah uang pajak yang banyak, yang tidak bisa dikumpulkan oleh pemerintah.

Pembaca,

Baru baru ini saya menonton film Critical Eleven.

Film tersebut berdurasi 2 jam. “The Inciting Moment” terjadi setelah 1 jam lewat 4 menit. Dan itu sangat terlambat.

Sekarang saya mendengar anda berkata, apa yang dia katakan? Inciting Moment apa yang dimaksud?

This blog is about creative documentaries and about the IDFA Bertha Fund. The IDFA Bertha Fund supports documentary filmmakers in Asia, thus also documentary filmmakers in Indonesia.

Here is an introduction to the IDFA Bertha Fund:

“The IDFA Bertha Fund is designed to stimulate and empower the creative documentary sector in Africa, Asia, Latin America, Middle East and parts of Eastern Europe by supporting innovative documentary projects by talented filmmakers from these regions. The Fund provides development, production and distribution grants through two funding schemes. Filmmakers from and living in the mentioned regions can apply for IBF Classic.”

Akan ada dua kontributor untuk halaman blog dari website IdFilmCenter. Kasifa yang bertugas untuk meliput jumpa pers dan premier film Indonesia terbaru. Dan saya, Orlow Seunke, yang akan menulis seputar topik tentang film Indonesia.

Di halaman blog ini anda dapat memberikan komentar. Namun, kami akan menghapus komentar negatif yang ditujukan kepada pribadi seseorang. Komentar hanya ditujukan kepada isi dari blog, yang sebagian besar berisi tentang film Indonesia. Boleh memberikan komentar apapun tentang film Indonesia, positif atau negatif, karena film merupakan produk dan produk dapat dinilai atau di kritik.